DBC-Network

Tuesday, November 30, 2010

Testosteron Rendah Meningkatkan Risiko Terjadinya Alzhemier


Kalbe.co.id - Penyakit Alzheimer merupakan salah satu penyebab dari demensia. Ketika penyakit Alzheimer ini berkembang, maka penderita akan menjadi pelupa dan bingung serta dapat mengalami perubahan suasana hati seperti perasaan sedih, dll. Kadar Testosteron atau bioavailable testosterone (BT) serum, dapat dipakai dalam memperkirakan risiko terjadinya penyakit Alzheimer pada pria paruh baya, demikian yang diungkap dalam hasil penelitian yang dipimpin oleh Dr. Morley dan rekan-rekan dari Hongkong, sebagaimana yang dipublikasi dalam J Alzheimers Dis. edisi 2010, dengan menganalisa data studi 153 pria China. Adapun para peserta penelitian, setidaknya berusia 55 tahun atau lebih tua, dan mereka hidup dalam komunitas serta tidak menderita demensia. Ditemukan sebanyak 47 orang mengalami penurunan kognitif ringan, atau gangguan mengingat dengan jelas dan kehilangan ingatan.


Para peneliti melakukan studi kohort terhadap 153 pria yang berusia 55 years (rerata usia 72,7 tahun) yang direkrut antara Januari 2004 sampai November 2006.Pemeriksaan fisik dan neurologi secara baseline dilakukan terhadap seluruh partisipan studi di klinik Memori, RS Queen Mary, Hongkong - China. Sebagai tambahan, gangguan kognitif dilakukan dengan menggunakan Mini-Mental State Examination dalam versi Cina, subskala AD Assessment Scale-cognitive dan tes Delayed 10-Word Recall. Juga pada baseline, diukur sampel serum dari Testosteron bioavailabel, testosterone total (TT), dan sex hormone binding globulin (SHBG) yang telah dikumpulkan demikian pula dengan apolipoprotein E (ApoE). Selama follow-up 1 tahun, dementia dan penyakit Alzheimer AD diukur terhadap seluruh peserta dengan menggunakan kriteria dalam “National Institute of Neurological and Communicative Disorders and Stroke and Alzheimer's Disease and Related Disorders Association”. Sedangkan yang mengalami perkembangan Alzheimer atau tipe lain dari demensia juga dilakukan scan pada otak.

Hasil menunjukkan meskipun tidak satupun dari pria menderita dementia pada baseline, namun 47 ( sekitar 31%) memiliki gangguna kognitif ringan. Pada saat 1 tahun selanjutnya, ditemukan 10 dari pria ini mengalami dementia dan juga penyakit Alzheimer, sedangkan 7 menunjukkan adanya atrofi serebral. Prediktor bebas secara bermakna diperlukan untuk mengkonversi penyakit Alzheimer dari MCI. Adjusted relative risk (RR) untuk mengalami perkembangan penyakit Alzheimer sebesar 1,04 untuk tekanan darah sistolik, dan sekitar 5,04 untuk genotipe ApoE e4. SHBG tidak ditemukan menjadi faktor risiko independent. Kadar Testosteron (BT) menjadi faktor perlindungan independent untuk penyakit Alzheimer (adjusted RR = 0,22; 95% CI 0,07 – 0,69). Pada akhirnya terdapat perbedaan bermakna pada kadar testosteron bioavailabel antara yang normal kognitif dan subkelompok MCI yaitu 1,84 ± 0,11 berbanding 1,14 ± 0,11 nmol/L, dengan nilai P <0,05. Tidak terdapat perbedaan bermakna yang ditemukan antara serum testosteron total dankadar SHBG.

Berdasarkan data yang ada, pengurangan risiko cukup penting dimana peningkatan kadar testosteron 1 nmol/L dalam serum dapat mengurangi risiko terjadinya penyakit Alzheimer dalam 1 tahun sebesar 78%, dengan 95% CI 31% – 93%.


sumber : www.kalbe.com

No comments:

Post a Comment